Jumat, 25 April 2014

nasionalisme! kebangsaan!

dalam tahun 1882 Ernest Renan telah membuka pendapatnja tentang faham "bangsa" itu. "Bangsa" itu menurut pudjangga ini ada suatu njawa, suatu azas-akal, jang terdjadi dari dua hal: pertama-tama rakjat itu dulunja harus bersama-sama mendjalani satu riwajat; kedua, rakjat itu sekarang harus mempunjai kemauan, keinginan hidup mendjadi satu. Bukanja djenis (ras), bukannja bahasa, bukanja agama, bukanja persamaan butuh, bukanja pula batas-batas negeri jang mendjadikan "bangsa" itu.

itu merupakan paragraf pertama mengenai lanjutan pembahasan buku Di Bawah Bendera Revolusi Soekarno yaitu mengenai nasionalisme dalam paragraf diatas terlihat Soekarno mengutip kata-kata dari Ernest Renan, karena soekarno tertarik mengenai pendapat Renan mengenai pengertian atau faham mengenai Bangsa. Hal ini juga menjadi cikal bakal Soekarno dalam merumuskan Ideologi yang beliau keluarkan tapi melalui faham yang ada. Dimana faham itu berbeda dengan ideologi karena faham tidak dapat dipakai sebagai dasar negara karena tidak dapat bertahan lama atau sifatnya sementara sementara ideologi dapat dijadikan dasar negara dan dipakai dalam setiap aspek menjalankan negara baik dalam bidang ekonomi, politik dan budaya sesuai dengan konsep trisakti yang dicetuskan Bung karno yaitu:
1. Berdikari dalam ekonomi
2. Berdaulat dalam polotik
3. berkepribadian dalam kebudayaan